Desain logo Kabupaten Tana Tidung berbentuk perisai/tameng bersudut lima, terdiri dari 9 (sembilan) Bagian, meliputi:
1. Tulisan Kabupaten Tana Tidung berwarna hitam dan pita berwarna kuning emas
2. Bintang bersudut lima berwarna kuning emas
3. Gong warna kuning emas
4. Lukisan parang dan tombak berwarna hitam
5. Gunung berwarna hijau
6. Butir padi berwarna kuning berjumlah 10 (sepuluh) dan bunga kapas warna putih berjumlah 8 (delapan)
7. Lukisan perahu warna merah
8. Tulisan “upun taka” berwarna hitam pada pita berwarna kuning emas yang kedua ujungnya bertengger naga warna kuning emas
9. Lukisan 7 (tujuh) buah gelombang warna putih bergaris warna biru.
Arti dari bagian-bagian logo daerah :
Bentuk Dasar Logo, bentuk dasar logo diambil dari perisai/tameng bersudut lima yang merupakan bentuk khas perisai penduduk asli Kabupaten Tana Tidung, sudut lima melambangkan Lima Dasar Negara Republik Indonesia yaitu Pancasila dan merupakan landasan dasar aparat pemerintahan daerah Kabupaten Tana Tidung dalam melaksanakan tugas.
Kabupaten Tana Tidung, melambangkan Kabupaten Tana Tidung yang mencakup pengertian teritorial meliputi wewenang dan wawasan pemerintahan daerah.
Bintang, melambangkan masyarakat yang menjunjung tinggi nilai-nilai luhur yang agamais sesuai dengan adat leluhur, bintang priama juga merupakan suatu tanda yang baik untuk melaksanakan suatu pekerjaan.
Gong, merupakan benda budaya tradisional penduduk asli Kabupaten Tana Tidung yang mempunyai multifungsi, sebagai alat music tradisional, sarana komunikasi, kelengkapan acara adat dan lain-lain.
Parang dan Tombak, merupakan senjata tradisional penduduk asli yang melambangkan kesiapan aparat dan masyarakat untuk menjaga stabilitas daerah dari hal-hal yang tidak diinginkan.
Gunung dan Air, gunung merupakan simbol kekuatan masyarakat yang tahan dari segala goncangan dan gangguan dan merupakan simbol dari Kabupaten Tana Tidung yang kaya akan sumber daya alam. Air mlambangkan ketenangan dan imajinasi dan tujuh gelombang melambangkan tahun terbentuknya Kabupaten Tana Tidung (2007).